Iuran BPJS Untuk Karyawan

Iuran BPJS Untuk Karyawan

Seiring dengan perkembangan zaman, kebijakan terkait BPJS Kesehatan juga mengalami berbagai perubahan dalam dua tahun terakhir. Pemerintah telah melakukan beberapa revisi dalam hal tarif iuran dan batas upah tertinggi yang memengaruhi perhitungan iuran BPJS Kesehatan bagi karyawan. Pemahaman yang jelas tentang aturan terbaru ini sangat penting untuk memastikan bahwa perhitungan iuran dilakukan secara akurat dan adil. Dalam artikel ini, kita akan membahas perubahan terbaru dalam perhitungan iuran BPJS Kesehatan karyawan dan bagaimana hal ini memengaruhi perhitungan yang dilakukan.

Perubahan Tarif Iuran BPJS Kesehatan

Pada tahun 2018, Peraturan Presiden No 82 memperkenalkan tarif iuran BPJS Kesehatan untuk tiga kelas kepesertaan: Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Tarif iuran ini kemudian mengalami dua kali revisi pada tahun 2019 dan 2020, yang mempengaruhi besaran iuran yang harus dibayar oleh peserta. Sebagai contoh, untuk Kelas I, tarif iuran awalnya adalah Rp80.000, kemudian naik menjadi Rp160.000, dan terakhir Rp150.000 sesuai dengan peraturan terbaru.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa perubahan ini tidak hanya berlaku bagi peserta pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan bukan pekerja (BP), tetapi juga bagi peserta pekerja penerima upah (PPU). Namun, untuk peserta PPU, ada perubahan lain yang perlu diperhatikan, yaitu perubahan dalam batas upah tertinggi yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran BPJS.

Perubahan Batas Upah Tertinggi

Batas upah tertinggi yang digunakan untuk menghitung iuran BPJS Kesehatan pada awalnya adalah 2 kali Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) atau K1 (untuk status kawin dengan 1 orang anak). Namun, seiring berjalannya waktu, batas upah tertinggi ini mengalami peningkatan signifikan, dari Rp8.000.000 menjadi Rp12.000.000 sesuai dengan peraturan terbaru.

Perubahan ini tentu saja memiliki dampak langsung pada perhitungan iuran BPJS Kesehatan bagi karyawan. Dengan batas upah tertinggi yang lebih tinggi, karyawan dengan upah di atas batas tersebut akan membayar iuran yang lebih besar. Hal ini memastikan bahwa kontribusi yang diberikan oleh peserta sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka.

Proses Perhitungan Iuran BPJS Kesehatan Karyawan

Dalam menghitung iuran BPJS Kesehatan bagi karyawan, terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Pertama, tentukan kelas kepesertaan karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kedua, tentukan apakah karyawan tersebut termasuk dalam kategori pekerja bukan penerima upah (PBPU), bukan pekerja (BP), atau pekerja penerima upah (PPU).

Setelah itu, tentukan besaran upah karyawan dan pastikan bahwa upah tersebut tidak melebihi batas upah tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan menggunakan tarif iuran yang sesuai dengan kelas kepesertaan dan persentase yang telah ditetapkan (4% dibayar oleh pemberi kerja dan 1% dibayar oleh peserta), lakukan perhitungan untuk mendapatkan total iuran yang harus dibayarkan.

Selain itu, perhitungan juga harus memperhitungkan jumlah anggota keluarga yang akan dilindungi oleh iuran tersebut. Tarif iuran mencakup perlindungan kesehatan untuk 5 orang anggota keluarga, namun jika terdapat tambahan anggota keluarga, tarif iuran akan ditambah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan memahami perubahan terbaru dalam aturan dan tarif iuran BPJS Kesehatan, karyawan dapat memastikan bahwa mereka membayar kontribusi yang sesuai dan mendapatkan perlindungan kesehatan yang optimal bagi diri mereka dan keluarga mereka. Dengan demikian, transparansi dan keadilan dalam sistem BPJS Kesehatan dapat tetap terjaga.

Peningkatan Biaya Kesehatan dan Strategi Rekrutmen yang Efektif

Dampak dari perubahan aturan terbaru dalam perhitungan iuran BPJS Kesehatan tidak hanya dirasakan oleh karyawan, tetapi juga oleh perusahaan. Dengan peningkatan batas upah tertinggi yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran, perusahaan harus siap menghadapi biaya yang lebih besar dalam menanggung iuran BPJS Kesehatan bagi karyawan mereka. Untuk memahami lebih lanjut bagaimana perubahan ini memengaruhi perusahaan, mari kita perhatikan contoh-contoh perhitungan BPJS Kesehatan untuk karyawan yang diberikan.

Contoh Perhitungan BPJS Kesehatan untuk Karyawan

Dalam contoh pertama, Karyawan A dengan gaji sebesar Rp10.000.000, menikah, dan memiliki 3 anak, harus membayar iuran sebesar Rp500.000 dengan perusahaan menanggung Rp400.000 dan sisanya dipotong dari gaji karyawan. Namun, jika menggunakan aturan lama, iuran yang harus dibayarkan hanya sebesar Rp400.000, karena batas upah tertinggi adalah Rp8.000.000.

Sementara itu, dalam contoh kedua, Karyawan B dengan gaji Rp15.000.000, menikah, dan memiliki 4 anak, harus membayar iuran sebesar Rp720.000. Dalam kasus ini, perusahaan menanggung Rp480.000, sedangkan sisanya dipotong dari gaji karyawan. Dampak perubahan aturan batas upah tertinggi adalah naiknya iuran BPJS Kesehatan yang ditanggung perusahaan, dari maksimal Rp320.000 menjadi maksimal Rp480.000.

Tunjangan BPJS Kesehatan sebagai Strategi Rekrutmen

Dengan meningkatnya biaya kesehatan setiap tahunnya, menawarkan BPJS Kesehatan sebagai tunjangan bagi karyawan baru menjadi salah satu cara yang efektif untuk menarik bakat-bakat terbaik. Riset menunjukkan bahwa biaya kesehatan meningkat sekitar 10-11% setiap tahun, sementara kenaikan gaji rata-rata hanya sekitar 4%, sedikit di atas angka inflasi.

Sebagai platform untuk menawarkan lowongan kerja dan menjangkau generasi milenial dan Gen Z, job portal seperti Glints sangat berguna. Memasang iklan lowongan kerja di Glints gratis dan tanpa batas, membantu perusahaan mengurangi biaya rekrutmen.

Untuk proses rekrutmen yang lebih efisien, perusahaan dapat memanfaatkan platform seperti TalentHunt. Platform ini menggunakan AI dan tim rekruter terlatih untuk menyaring kandidat terbaik dalam waktu singkat. Dengan lebih dari 130.000 top talent di database, TalentHunt dapat membantu perusahaan menemukan kandidat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

TalentHunt juga menawarkan jaminan rekrutmen yang aman dengan mengganti kandidat secara gratis jika mereka tidak memenuhi ekspektasi dalam 90 hari pertama. Lebih dari 30.000 perusahaan telah menggunakan layanan TalentHunt untuk membangun tim mereka dengan sukses.

Dengan strategi rekrutmen yang efektif dan penawaran tunjangan kesehatan yang menarik, perusahaan dapat menarik dan mempertahankan bakat terbaik di industri mereka, sambil memastikan kesejahteraan karyawan mereka terjamin melalui perlindungan kesehatan yang memadai.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan aturan terbaru dalam perhitungan iuran BPJS Kesehatan memiliki dampak yang signifikan bagi perusahaan dan karyawan. Perusahaan harus siap menghadapi biaya yang lebih besar dalam menanggung iuran BPJS Kesehatan bagi karyawan mereka, terutama dengan peningkatan batas upah tertinggi yang digunakan sebagai dasar perhitungan.

Dalam konteks ini, tunjangan BPJS Kesehatan menjadi salah satu strategi rekrutmen yang efektif untuk menarik bakat-bakat terbaik. Dengan meningkatnya biaya kesehatan setiap tahunnya, menawarkan perlindungan kesehatan sebagai bagian dari paket kompensasi dapat menjadi nilai tambah yang signifikan bagi calon karyawan.

Dalam menghadapi tantangan ini, broker asuransi dapat menjadi mitra yang berharga bagi perusahaan. Broker asuransi dapat membantu perusahaan dalam merancang program perlindungan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan memilih produk asuransi yang tepat untuk karyawan mereka. Selain itu, broker asuransi juga dapat memberikan saran dan dukungan dalam mengelola klaim dan memastikan bahwa perusahaan mendapatkan manfaat maksimal dari investasi mereka dalam perlindungan kesehatan karyawan.

Dengan demikian, peran broker asuransi menjadi semakin penting dalam lingkungan bisnis yang kompleks dan berubah-ubah ini, membantu perusahaan untuk mengelola risiko kesehatan karyawan mereka dengan lebih efektif sambil memastikan kesejahteraan dan kepuasan karyawan tetap terjaga.

Untuk informasi lebih lanjut dan konsultasi gratis hubungi Customer Service kami di 0811-8507-773