Apa saja Keuntungan dan Kerugian PLTA Jika Dilihat Dari Sudut Manajemen Risiko dan Asuransi?

Apa saja Keuntungan dan Kerugian PLTA Jika Dilihat Dari Sudut Manajemen Risiko dan Asuransi?

Manajemen risiko merupakan suatu hal yang tidak mungkin bisa dipisahkan dari segala bentuk badan usaha. Kali ini kita coba membahas tentang manajemen risiko dan asuransi di bidang energi khususnya pada kesempatan kali ini kita bahas mengenai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Indonesia memang dalam beberapa tahun terakhir ini sedang gencar mengembangkan pembangunan di bidang sumber energi, terutama sumber energi yang berbasis selain barang tambang karena lebih terbarukan. Begitu kalau kita melihat komposisi Energy Mix 2025.

Sebagai broker asuransi kami sangat tertarik untuk membahas manajemen risiko dan asuransi di sekitar PLTA karena industri ini termasuk industri strategis dan penting, memerlukan investasi besar dan memiliki risiko yang tinggi sehingga diperlukan manajemen risiko yang maksimal agar perusahaan asuransi bersedia memberikan jaminan. Karena belum tentu setiap perusahaan asuransi memberikan jaminan terhadap PLTA.

Karena belum tentu setiap perusahaan asuransi mau memberikan jaminan terhadap PLTA.

Di Indonesia saat ini PLTA termasuk kategori industri yang kurang disukai oleh perusahaan asuransi dikarenakan tingkat risiko yang cukup tinggi. Pasalnya hingga saat ini ada beberapa kecelakaan dan kerugian yang terjadi pada beberapa PLTA yang menyebabkan kerugian ratusan miliar rupiah.

Pembangkit listrik tenaga listrik (PLTA) atau sering juga disebut dengan energi hidroelektrik merupakan sumber energi terbarukan yang paling umum dan banyak digunakan di dunia. Menurut Laporan dari data-data energi internasional bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air di tahun 2019, memberi kontribusi kepada energi dunia sebesar 21,8 GW dan tumbuh sebesar 9% sepanjang tahun.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang manajemen risiko dan asuransi PLTA berikut ini kami jelaskan mengenai keuntungan dan kerugian dari PLTA:

  1. Keuntungan 
    • Terbarukan

PLTA menggunakan air sebagai seumber energi yang sepenuhnya dapat diperbarui dan tidak akan pernah habis kecuali air berhenti mengalir. Oleh karena itu PLTA dibangun untuk bertahan dalam jangka waktu lama. Puluhan bahkan ratusan tahun.

Di Indonesia salah satu PLTA tertua adalah PLTA Jelok yang sudah ada sejak tahun 1938. Dan hingga saat ini masih bisa menghasilkan listrik dan memberikan manfaat maksimal pada daerah sekitar. Berada di Desa Delik, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Keberadaan PLTA ini memanfaatkan air dari Rawa Pening, dibangun oleh Nederlandsch-Indische Electriciteits-Maatschappij (ANIEM) atau pengelola listrik di jaman itu.

    • Bebas Emisi

PLTA tidak melepaskan emisi ke atmosfer berbeda dengan pembangkit listrik lainnya. Ini tentu saja merupakan daya tarik terbesar dari sumber energi terbarukan mana pun. Emisi adalah ancaman terbesar terhadap lingkungan karena dapat mempengaruhi kualitas udara dan merusak lapisan ozon sebagai pelindung bumi.

Salah satu pembangkit listrik yang paling banyak menghasilkan emisi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batu bara sebagai sumber tenaganya. Asap dan limbah yang dikeluarkan sangat merusak lingkungan, oleh karena itu PLTU di negara Eropa dan di negara lain sudah dikurangi bahkan sudah dihentikan pengoperasiannya.

    • Dapat diandalkan

Tenaga air sejauh ini merupakan energi terbarukan yang paling handal yang tersedia di dunia. Tidak seperti saat matahari terbenam atau saat angin mereda, air biasanya memiliki aliran yang konstan dan stabil selama 24 jam.

Jika Pun ada masa-masa produksi listrik akan menurun ketika curah hujan berkurang atau terjadi kemarau panjang yang menyebabkan debit air mengecil dan listrik yang dihasilkan turun. Dalam kondisi iklim yang normal persentase penurunan tidak terlalu tajam.

    • Dapat disesuaikan

Karena tenaga air sangat handal, PLTA sebenarnya dapat mengatur aliran air. Hal ini memungkinkan PLTA untuk menghasilkan lebih banyak energi saat dibutuhkan atau mengurangi produksi/output energi saat tidak diperlukan. Ini  hal yang tidak dapat dilakukan oleh sumber energi terbarukan lainnya.

    • Danau Buatan 

Untuk membangun PLTA diperlukan tempat penampungan air dalam jumlah yang banyak atau sering disebut dengan danau buatan. Danau buatan tersebut dapat digunakan untuk tujuan rekreasi dan dapat membantu pengembangan tempat wisata.

Sebagai satu tempat wisata hasil dari pembangunan PLTA adalah Wisata Air Waduk Cirata di Jawa Barat. Selain digunakan sebagai pembangkit listrik, PLTA waduk cirata juga menjadi objek wisata bagi warga sekitar, bahkan banyak pula pengunjung yang datang dari Jakarta, Bogor dan Bandung.

    • Mendorong Pembangunan Daerah 

Karena bendungan air hanya dapat dibangun di lokasi tertentu, kehadiran pembangunan bendungan tersebut dapat membantu mempercepat pembangunan di lokasi tempat PLTA dibangung.  Pasalnya, untuk membangun bendungan dibutuhkan banyak sekali peralatan. Untuk mengangkutnya, jalan raya harus dibangun, yang membantu pembukaan jalan baru untuk kota-kota pedesaan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

 

  1. Kerugian 
    • Dampak kepada Ikan habitat Sungai 

Untuk membuat pembangkit listrik tenaga air, sumber air yang mengalir harus dibendung. Hal ini mencegah ikan mencapai tempat berkembang biaknya yang alami, yang pada gilirannya mempengaruhi hewan-hewan lain yang bergantung pada ikan tersebut untuk makanan.

Saat air berhenti mengalir, habitat hewan-hewan  yang berada di tepi sungai mulai menghilang. Karena kesulitan mendapatkan air dapat menyebabkan beberapa jenis hewan menjadi punah.

    • Lokasi PLTA Terbatas

Untuk membangun PLTA, tempatnya tertentu dan terbatas, agak sulit mencari tempat yang tepat. Jumlah debit air cukup, memiliki kemiringan yang tepat, dan mudah diakses . Selain itu, kadang-kadang lokasi yang tepat berada jauh dari kota atau sarana industri lainnya sehingga diperlukan instalasi kabel listrik yang cukup panjang.

    • Biaya awal yang lebih tinggi

Pada umumnya setiap pembangkit listrik memerlukan investasi besar dan tidak mudah untuk membangunnya. Pembangunan pembangkit listrik tenaga air memang memerlukan pembangunan bendungan untuk menahan aliran air. Akibatnya, biayanya lebih mahal daripada pembangkit pembangkit dengan bahan bakar fosil untuk kapasitas output yang sama.

Meski demikian, nantinya mereka tidak perlu khawatir untuk membeli bahan bakar. Jadi itu terjadi dalam jangka panjang.

    • Risiko Banjir dan Tanah Longsor

Meski sudah dibangun dengan menggunakan teknologi tinggi bukan berarti PLTA aman seratus persen. Banyak PLTA yang roboh dan menyebabkan air mengalir dalam jumlah yang sangat besar dan menenggelamkan segala yang ada ada dibagian hilir, rumah, lahan pertanian, jembatan, sarana umum dan bahkan menelan banyak korban jiwa.

Berikut ini daftar kecelakaan PLTA di dunia dalam 10 tahun terakhir:

      • 2009 Itaipu Dam Paraná (BR) Alto Paraná (PY) Brazil Paraguay kehilangan pembangkit listrik 18 GW akibat badai kerusakan saluran transmisi
      • 2009 Sayano-Shushenskaya Dam Khakassia Rusia hidro kecelakaan, pembangkit listrik kehilangan 6 GW, 75 korban jiwa, karena kegagalan turbin
      • 2009 Srisailam Dam Andhra Pradesh bendungan tanah meledak di atas waduk Srisailam menciptakan rekor aliran masuk yang mengancam bendungan
      • 2013 Pembangkit listrik tenaga air Vishnuprayag (400 MW) Uttarakhand India Banjir bandang mengakibatkan akumulasi kotoran dan puing dalam jumlah besar di waduk bendungan
      • 2013 Pembangkit listrik tenaga air Dhauliganga (280 MW) Uttarakhand India Banjir bandang yang belum pernah terjadi sebelumnya di bulan Juni, di Negara Bagian Uttarakhand menyebabkan pembangkit listrik tenggelam seluruhnya. Penumpukan puing besar-besaran, penggantian peralatan listrik, dan hilangnya kapasitas pembangkitan total selama lebih dari enam bulan.
      • 2014 Pembangkit Listrik Uri-II (240 MW) Jammu dan Kashmir India Sebuah insiden kebakaran besar terjadi di salah satu trafo pembangkit listrik.
      • 2017 Oroville Dam California Amerika Serikat Saluran pelimpah yang rusak menyebabkan 180.000 orang dievakuasi

 

  1. Rentan terhadap Kekeringan

PLTA adalah energi terbarukan paling handal yang tersedia, tapi itu tergantung pada jumlah air di lokasi tertentu. Dengan demikian, kinerja pembangkit listrik tenaga air bisa sangat terpengaruh oleh faktor kekeringan.

Semoga penjelasan kami diatas bermanfaat bagi Anda. Seperti dapat dilihat diatas bahwa PLTA adalah sumber energi yang sangat dapat diandalkan untuk jangka panjang. Namun dibalik itu semua ada tantangan yang dihadapi yaitu kerusakan bendungan yang rawan terjadi. Penyebab kerusakan dam antara lain karena faktor alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Resiko yang diakibatkan oleh robohnya sebuah dam sangat dahsyat dan menimbulkan kerugian besar. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan asuransi sangat berhati-hati untuk memberikan jaminan asuransi, banyak diantaranya tidak bersedia menjamin.

Salah satu cara untuk mendapatkan jaminan asuransi yang terbaik untuk PLTA adalah dengan menggunakan jasa broker asuransi yang berpengalaman. Broker asuransi yang akan merancang jaminan asuransi, melakukan evaluasi resiko, bernegosiasi dengan perusahaan asuransi untuk mendapatkan jaminan yang terbaik dengan tarif premi yang bersaing. Selain itu broker asuransi juga membantu penyelesaian klaim jika terjadi.

Salah satu broker asuransi yang mempunyai pengalaman luas di dalam resiko PLTA adalah L&G Insurance Brokers. Hubungi sekarang juga!

Artikel ini sudah ditulis di LigaAsuransi.com – Dari Sudut Manajemen Risiko dan Asuransi, Apa Keuntungan dan Kerugian PLTA?

HOTLINE L&G 24JAM: 0811-8507-773 (CALL – WHATSAPP CHAT – SMS)

website: lngrisk.co.id

E-mail: customer.support@lngrisk.co.id