Pada kesempatan ini, kami ingin berbagi informasi mengenai mitigasi resiko, pengelolaan resiko, dan mengurangi dampak resiko dalam proyek konstruksi.
Akhir-akhir ini kita sering terjadi kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi. Tentunya nilai kerugian yang ditafsir sangat besar dan bahkan bisa mencapai ratusan miliar rupiah. Selain itu juga menimbulkan korban jiwa.
Sebagai broker asuransi yang fokus di bidang engineering kami sering sekali menghadapi tantangan yang rumit untuk membantu klien-klien kami yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah klaim asuransi. Penyelesaian klaim bidang engineering memerlukan keahlian dan pendekatan khusus untuk menyelesaikan klaim asuransi proyek.
Dengan senang hati kami siap memberikan presentasi kepada Anda ataupun kepada setiap pengembang, developer, kontraktor dan pihak lain yang terlibat di dalam sebuah proyek mengenai resiko yang dapat terjadi pada proyek mereka. Kami juga dapat membuat rekomendasi mengenai cara pengalihan resiko dan merancang program asuransi yang cocok untuk proyek mereka.
Mitigasi resiko merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan sebagai upaya pengurangan dan pencegahan terjadinya resiko pada sebuah proyek, hal ini bisa saja merupakan tugas yang paling awal dari semua kebijakan manajemen resiko yang memerlukan perhatian yang terus menerus. Selain itu juga harus diperhatikan mengenai resiko tambahan ketika hal itu terjadi, dan memantau resiko itu setiap saat.
Meskipun kebijakan manajemen resiko dan asuransi sudah menjadi persyaratan di dalam setiap proyek akan tetapi masih diperlukan masukan dan pertimbangan serta pengalaman dari berbagai sumber agar proyek dapat berjalan dengan lancar.
Berikut ini langkah-langkah yang perlu diambil oleh pemilik dan pimpinan proyek:
Tujuan utama dari manajemen resiko untuk proyek konstruksi adalah mengidentifikasi dan mitigasi resiko yang pernah terjadi sebelumnya. Dengan kata lain, Anda berusaha mengetahui dan menjelaskan potensi resiko yang dapat terjadi dan mengendalikan kemungkinan dampak yang ditimbulkannya. Kebijakan ini mungkin tampak seperti pemikiran yang berlebihan. Perlu diketahui bahwa mitigasi resiko lebih baik dilakukan secara proaktif daripada secara reaktif. Lebih baik mencegah daripada menanggulanginya setelah kejadian
Bagian dari identifikasi resiko termasuk mengidentifikasi jenis resiko, yang meliputi:
Berikut beberapa contoh resiko utama yang telah diidentifikasi dari proyek-proyek proyek sebelumnya.
Di beberapa daerah kerusuhan politik dan sosial merupakan resiko terbesar bagi proyek konstruksi. Transportasi mungkin terganggu atau material lainnya diambil alih oleh kelompok lain. Keselamatan pekerja dan peralatan dengan mudah dipengaruhi.
Pengalihan resiko dapat dilakukan dalam 4 strategi yang antara lain sebagai berikut:
Mitigasi resiko membutuhkan identifikasi masalah yang khusus. Pelaksanaan mitigasi yang efektif berisi hal-hal berikut:
Mitigasi resiko melalui strategi yang tepat dengan cara memecah-mecah resiko menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dikelola. Mempelajari dampak dari tindakan yang diambil pada setiap resiko akan dapat memberi gambaran yang lebih rinci untuk dikerjakan.
80% dari biaya yang timbul disebabkan oleh 20% masalah
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, Kami sarankan agar Anda menggunakan alat dan teknik berikut ini untuk mengembangkan pengalihan dan pencegahan resiko yang dapat membantu Anda mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Alat dan teknik ini dapat membantu Anda menentukan keberhasilan yang tepat untuk setiap resiko dan pada setiap tahap siklus hidup proyek.
Anda mungkin sudah pernah mendengar istilah yang sering digunakan di bidang konstruksi yang mengatakan bahwa sekitar 80% dari biaya yang timbul disebabkan oleh 20% masalah. Sama dengan hukum pareto yang juga digunakan di dalam industri lain. Teknik ini diambil dari pengalaman praktek selama ini, kita perlu berkonsentrasi pada masalah yang paling umum dan resikonya tinggi daripada mengupayakan mitigasi kepada hal-hal yang tidak terlalu penting.
Pertama, pahami bahwa kebijakan mengenai manajemen resiko dan asuransi dibuat sepenuhnya berdasarkan kontrak konstruksi. Kontrak tersebut berisi persyaratan ketentuan asuransi, klausul ganti rugi, klausul pengecualian, dan memberi tahu siapa yang bertanggung jawab atas bagaimana jika dan kapan hal itu terjadi.
Polis asuransi akan membedakan harta benda milik Anda dan materi milik orang lain. Selain itu, asuransi mungkin tidak menjamin resiko atas barang-barang dan material yang sedang dikirim. Lalu ada pertanyaan tentang batasan jaminan asuransi (sublimit), perbedaan antara sublimit untuk barang Anda dan milik orang lain, dan apakah sublimit dibandingkan dengan nilai properti yang dicakup.
Berikan perhatian khusus pada transit sublimit atau jumlah yang bisa dijamin asuransi untuk resiko atas barang yang dalam pengangkutan
Dapatkan dan pelajari isi jaminan asuransi resiko konstruksi, meskipun Anda merasa tidak akan membutuhkannya.
Polis asuransi property yang menjamin aset yang sudah selesai di bangun atau yang sudah dioperasikan seringkali memiliki banyak pengecualian daripada polis asuransi resiko pembangun khusus. Lebih baik pelajari dan pastikan resiko itu sudah terjamin, jika tidak, Anda harus membuat jaminan asuransi konstruksi baru.
Subrogasi adalah hak dari pihak asuransi untuk mendapatkan ganti rugi dari pihak yang bersalah setelah perusahaan asuransi tersebut membayar klaim kepada tertanggung. Banyak juga juga pihak asuransi menghilangkan hak subrogasinya akan tetapi hal in bisa merugikan Anda sebagai pemilik pekerjaan karena asuransi bisa memotong klaim atau menolak sama sekali.
Program asuransi yang dikendalikan oleh pemilik atau Owner-Controlled Insurance Programs (OCIPs) dan program asuransi yang dikonsolidasikan oleh kontraktor atau Contractor Consolidated Insurance Programs (CCIPs) biasanya memiliki resiko sendiri sendiri (SIR) yang bisa lebih besar daripada deductible. Polis asuransinya mungkin tidak mencakup jaminan terhadap kontraktor perdagangan, tidak dapat membayar biaya hukum, dan harus dikoordinasikan secara hati-hati dengan pelepasan hak subrogasi.
Mungkin ganti rugi yang dapat diterima klaim asuransi mungkin terbatas tetapi masih jauh bermanfaat daripada tidak ada asuransi sama sekali.
Ketika anda mencari jaminan ganti rugi dari asuransi, tanyakan kepada ahli asuransi atau broker asuransi dan pastikan untuk memperhatikan undang-undang anti-ganti rugi saat berlaku.
Pelajari kondisi di lapangan secara detail dan siapkan dana untuk keperluan tersebut sebelum proyek dimulai.
Jangan membuat kesimpulan bahwa para insinyur sudah memahami dan mempunyai kemampuan untuk mengetahui bahwa struktur yang sudah ada bisa menahan beban atas konstruksi diatasnya. Pastikan hal itu benar terlebih dahulu.
Harap dipahami bahwa isi klausula “guaranteed maximum payment” tidak lebih baik dari istilah “all-in-lump sum” clause.
Harga-harga bisa naik karena beberapa alasan, kunci harga tersebut dengan klausul “no damage for delay”
Begitu polis asuransi sudah terbit, segera pelajari. Minta broker asuransi menjelaskan luas jaminan sedetail-detailnya. Jika ada yang tidak sesuai minta broker asuransi untuk merubahnya.
Risk Management dan Mitigasi resiko adalah salah satu tugas penting yang bisa menghemat biaya proyek dalam jumlah besar. Manfaatkan teknik, tips, dan rekomendasi diatas untuk kesuksesan bisnis Anda.
Cara yang paling cerdas untuk memaksimalkan hasil dari Risk Management, Risk Mitigation dan Risk Transfer adalah dengan memanfaatkan jasa broker asuransi yang berpengalaman.
L&G Insurance Broker adalah salah satu perusahaan broker asuransi terkemuka di Indonesia. Untuk jaminan asuransi proyek Anda, hubungi sekarang juga!
website: lngrisk.co.id
E-mail: customer.support@lngrisk.co.id
Artikel ini pernah ditulis di LigaAsuransi.com – Ini Tips Untuk Mengurangi Risiko Pada Proyek Konstruksi.