PANDUAN KOMPREHENSIF SOLUSI ASURANSI PENYAKIT KRITIS

PANDUAN KOMPREHENSIF SOLUSI ASURANSI PENYAKIT KRITIS

Artikel ini pertama kali diterbitkan pada Bisnis.com, ladder (3/1/2022).  dengan judul “I Solusi Asuransi Penyakit Kritis”

Asuransi penyakit kritis memerlukan periode penantian sebelum klaim dapat diajukan ketika nasabah mengalami sakit. Hal ini dikarenakan sejumlah prasyarat harus dipastikan oleh perusahaan asuransi terlebih dahulu. Azuarini Diah Parwati, seorang pengamat asuransi, menjelaskan bahwa asuransi kesehatan terbagi menjadi dua jenis, yaitu asuransi kesehatan murni dan asuransi unit-linked yang dilengkapi dengan rider. Dia menjelaskan bahwa perlindungan terhadap penyakit kritis biasanya ditawarkan sebagai tambahan (rider) yang membutuhkan masa tunggu. “Mengapa ada masa tunggu? Logika standar adalah ketika nasabah terkena penyakit yang cukup serius, tidak akan terjadi secara langsung, tapi akan ada tanda-tanda terlebih dahulu. Ketika nasabah mengalami hal ini, mereka memiliki pilihan, apakah akan menjalani perawatan atau tidak, terkadang nasabah mengabaikan hal ini,” ujar Azuarini kepada Bisnis, pada Selasa (3/1/2022).

Masa tunggu adalah periode wajib yang harus dilewati oleh pemegang polis/tertanggung sebelum dapat mengajukan klaim asuransi. Aturan ini umumnya diterapkan oleh perusahaan asuransi sebagai cara untuk memantau dan menilai tingkat risiko calon nasabah. Bagi tertanggung, masa tunggu ini bermanfaat untuk mempermudah pada saat pengajuan awal sehingga tidak perlu melakukan pemeriksaan medis terlebih dahulu.

Azuarini menjelaskan bahwa penyakit kritis biasanya memerlukan perawatan lanjutan, termasuk penggunaan obat-obatan dan terapi khusus. Inilah alasan mengapa pihak asuransi selalu menetapkan masa tunggu terhadap penyakit kritis. “Terkadang orang membeli asuransi saat sudah sakit, dan ketika mengisi SPAJ atau formulir pernyataan, mereka tidak mengungkapkan dengan jujur bahwa mereka sudah didiagnosis menderita penyakit. Ini [data SPAJ yang tidak jujur] dapat menjadi salah satu alasan klaim tidak dapat diproses,” ujar Azuarini.

Azuarini, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komunitas Penulis Asuransi (Kupasi), memberikan tips agar nasabah dapat menghindari penolakan klaim, yaitu dengan membeli asuransi kesehatan saat tubuh masih sehat. Dia mencatat adanya fenomena di mana nasabah menganggap dirinya sehat, padahal sebaliknya. Hal ini dapat berdampak saat klaim diajukan, termasuk ketika ada riwayat penggunaan obat-obatan untuk penyakit kritis sehingga klaim tidak dapat dicover.

Rini, yang juga aktif di Dewan Asuransi Indonesia (DAI), mendorong penggunaan asuransi kesehatan murni, sebuah produk asuransi yang hanya memberikan perlindungan kesehatan. Dia juga mengingatkan untuk membeli asuransi kesehatan saat masih muda, ketika tubuh relatif lebih sehat. “Minimal belilah asuransi di usia 25-30 tahun agar masih bisa mendapatkan premi yang terjangkau dan cakupannya cukup luas. Karena jika usia sudah di atas 50, cakupannya biasanya cenderung berkurang. Terakhir, jangan lupa untuk membaca polis,” ujar Azuarini.

Asuransi penyakit kritis menjadi perhatian setelah kabar bahwa artis Indra Bekti tidak dapat mencairkan polisnya sepenuhnya karena belum melewati masa tunggu.

Pemahaman Asuransi Penyakit Kritis

Asuransi penyakit kritis adalah jenis perlindungan asuransi yang memberikan pembayaran sekaligus kepada pemegang polis jika mereka didiagnosis menderita penyakit kritis atau kondisi medis tertentu yang telah ditentukan. Tujuan dari asuransi penyakit kritis adalah untuk memberikan dukungan keuangan kepada individu yang diasuransikan selama masa sulit, membantu menutupi biaya medis, biaya hidup, atau kewajiban keuangan lainnya yang mungkin timbul akibat penyakit tersebut.

Fitur utama dari asuransi penyakit kritis umumnya meliputi:

Penyakit yang Dicakup:

Polis asuransi menentukan daftar penyakit kritis atau kondisi medis yang dicakup. Contoh umum meliputi kanker, serangan jantung, stroke, transplantasi organ, dan penyakit serius lainnya.

Pembayaran Sekaligus:

Jika pemegang polis didiagnosis dengan penyakit yang dicakup dan selamat dari masa tunggu (seperti yang disebutkan dalam percakapan sebelumnya), perusahaan asuransi membayarkan sejumlah uang sekaligus. Pembayaran ini dilakukan tanpa memperhatikan biaya medis sebenarnya yang dikeluarkan.

Masa Tunggu:

Biasanya ada masa tunggu dari waktu pembelian polis hingga jangka waktu perlindungan mulai berlaku. Selama masa tunggu ini, pemegang polis tidak memenuhi syarat untuk mengajukan klaim.

Tidak Ada Persyaratan untuk Tagihan Medis: Berbeda dengan asuransi kesehatan tradisional, asuransi penyakit kritis tidak memerlukan pemegang polis untuk mengajukan tagihan medis atau struk untuk pengembalian biaya. Pembayaran dilakukan secara sekaligus, dan diasuransikan dapat menggunakan dana tersebut sesuai kebutuhan.

Kebebasan Penggunaan Pembayaran:

Pemegang polis memiliki fleksibilitas untuk menggunakan pembayaran sekaligus untuk berbagai tujuan, seperti menutupi pengobatan medis, membayar biaya hidup, melunasi hutang, atau membuat penyesuaian gaya hidup yang diperlukan.

Durasi Perlindungan:

Kebijakan asuransi penyakit kritis umumnya untuk jangka waktu tertentu, dan perlindungan berakhir pada akhir jangka waktu kebijakan. Beberapa kebijakan mungkin juga menawarkan opsi perpanjangan atau konversi.

Premi:

Pemegang polis membayar premi secara berkala untuk menjaga perlindungan. Jumlah premi ditentukan berdasarkan faktor seperti usia, status kesehatan, jumlah perlindungan, dan jangka waktu kebijakan.

Penting bagi individu yang mempertimbangkan asuransi penyakit kritis untuk memeriksa dengan cermat syarat dan ketentuan kebijakan, memahami daftar penyakit yang dicakup, dan menyadari adanya pengecualian atau batasan. Selain itu, pembelian asuransi semacam ini seringkali disarankan ketika individu masih relatif sehat, karena kondisi praeksisting dapat memengaruhi kelayakan cakupan. Seperti halnya dengan produk asuransi lainnya, berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau profesional asuransi dapat membantu individu membuat keputusan yang terinformasi berdasarkan kebutuhan dan situasi spesifik mereka.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, menghadapi kompleksitas tantangan kesehatan memerlukan perhatian tidak hanya dari segi medis tetapi juga perlunya jaringan keamanan keuangan yang kokoh. Asuransi penyakit kritis hadir sebagai solusi yang tangguh, memberikan perlindungan terhadap beban tak terduga dari kondisi medis yang parah. Dengan memahami pentingnya pertimbangan awal, pengungkapan yang transparan, dan perencanaan strategis, individu dapat secara proaktif melindungi kesejahteraan dan stabilitas keuangan mereka.

Saat Anda memulai perjalanan menuju masa depan yang aman dan tangguh, ingatlah bahwa asuransi penyakit kritis yang tepat berperan sebagai sekutu yang kuat, memberikan ketenangan pikiran dan pertahanan yang teguh melawan ketidakpastian hidup. Buatlah pilihan yang terinformasi, prioritaskan kesehatan Anda, dan sambut perlindungan yang dibawa oleh asuransi penyakit kritis untuk memastikan hari esok yang lebih cerah dan lebih aman.”

Artikel ini adalah bagian dari buku “BANGKITNYA ASURANSI KAMI” dengan pembicara utama Profesor Muhammad Eddi Purnawan, Anggota Dewan Pengawas OJK. Februari 2024. ISBN, Penerbit IPB Press.

Harga buku ini Rp 155.000 dan bisa dipesan melalui ligasuransi.com.