L&G Risk Registered by Otoritas Jasa Keuangan KEP-667/KM.10/2012

Ketahui Titik Lemah Bisnis Anda — Asesmen Gratis untuk 10 Penelepon Pertama hari ini.

Isi form di bawah untuk langsung mendapatkan asesmen risiko gratis dari tim ahli kami.
Atau silakan kirimkan ke email: halo@lngrisk.co.id

    OJK Registered KEP-667/KM.10/2012
    Ketahui Titik Lemah Bisnis Anda - Asesmen Gratis untuk 10 Penelepon Pertama Hari Ini
    Isi form di bawah untuk langsung mendapatkan asesmen risiko gratis dari tim ahli kami.

      Insurance News

      Silakan konsultasikan kebutuhan asuransi anda bersama kami

      Previous | Next

      Dilansir dari Koran Bisnis Indonesia tanggal 18 Februari 2019

      JAKARTA – Produsen batu bara masih menyesuaikan penggunaan asuransi ekspor seiring dengan ketentuan kewajiban penggunaan asuransi nasional dalam proses pengapalan ke luar negeri.

      Dalam petunjuk teknis Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementrian Perdagangan mengenai Peraturan Mentri Perdaganagan Np.82/20117 yang diterbitkan pada 16 Januari 2019, para eksportir batu bara dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) wajib menggunakan asuransi nasional. Ketentuan tersebut berlaku mulai 1 Februari 2109.

      Sementara itu, implementasi kewajiban penggunaan angkutan laut nasional untuk produk yang sama masih dalam tahap penyusunan petunjuk teknis. Kebijakan wajib penggunaan angkutan laut nasional akan dilakukan mulai 1 Mei 2020.

      Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan bahwa para eksportir batu bara masih melakukan penyesuaian.

      Menurutnya, perubahan asuransi yang digunakan memang tidak mudah karena sudah ada asuransi yang masih berlaku.

      “Masih dikasih waktu 1 bulan seperti masa peralihan. Perusahaan sudah mulai menyesuaikan, tetapi memang tidak mudah,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (15/2).

      Dia menuturkan, selama ini eksport batu bara dilakukan degan skema free on board (FOB). Dalam skema tersebut, batubara diserahkan di titik jual, misalkan di kapal. Bila sudah di kapal, batu bra tersebut menjadi milik importir.

      Dengan begitu, importir yang memilih perusahaan jasa asuransi dan penyedia kapal. Selama ini importir pada umumnya menggunakan asuransi dan kapal dari luar negeri. Meskipun kewajiban penggunaan kapal nasional masih bisa menunggu setahun lagi, para eksportir harus bersiap untuk segera merubah skema penjualannya menjadi cost, insurance, and freight (CIF). Dalam skema tersebut, pihak eksportir yang menyediakan asuransi dan kapal.

      “Perubahan ini yang harus dikoordinasikan dengan importir karena umumnya sudah pakai kontrak jangka panjang,” tuturnya.

      (Lucky L Leatemia)

      Disclaimer
      Informasi dalam website ini bertujuan untuk edukasi, berbagi wawasan, dan pengalaman di bidang manajemen risiko dan asuransi. Konten tidak dimaksudkan untuk mengajari, menyalahkan, menuduh, atau merugikan pihak mana pun. Jika terdapat kesamaan nama, tempat, waktu, atau peristiwa lain, hal tersebut tidak disengaja. Kami memohon maaf apabila ada pihak yang merasa kurang berkenan. Seluruh keputusan atau tindakan berdasarkan informasi di situs ini merupakan tanggung jawab pembaca sepenuhnya. Kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan, atau hasil dari penggunaan informasi ini. Untuk kebutuhan spesifik, silakan berkonsultasi dengan profesional yang kompeten.

      Connect With Us

      Talk to Our Team