Asuransi Oil and Gas

Silakan konsultasikan kebutuhan asuransi anda bersama kami

previous | next

Selamat datang di Liga Asuransi, ruang berbagi informasi seputar dunia asuransi terupdate dan manajemen risiko yang dekat dengan bisnis Anda. Kali ini kita akan membahas sesuatu yang sangat penting, terutama untuk Anda yang berkecimpung di dunia migas dan konstruksi.

Seperti yang kita tahu, proyek migas bukanlah proyek biasa. Nilai investasinya bisa mencapai triliunan rupiah, melibatkan ratusan pekerja, teknologi canggih, hingga peralatan berat bernilai fantastis. Dengan skala sebesar itu, risiko yang muncul pun tidak main-main. Satu insiden bisa mengacaukan progres, menggerus keuangan perusahaan, bahkan mengancam keberlangsungan proyek secara keseluruhan.

Mulai dari kebakaran, bencana alam, kerusakan alat berat, kecelakaan kerja, hingga gangguan sosial—semuanya bisa menjadi “bom waktu” yang sewaktu-waktu meledak. Tanpa perlindungan yang tepat, kerugian bisa membengkak hingga angka yang sulit dibayangkan.

Nah, di artikel ini kita akan membahas 5 bencana utama yang bisa bikin proyek migas runtuh bila tidak dilindungi oleh Constructions All Risk (CAR) Insurance. Simak baik-baik, karena informasi ini bisa menjadi penentu apakah proyek Anda tetap kokoh atau justru runtuh sebelum selesai.

Mengapa Proyek Migas Sangat Rentan Risiko?

Kalau kita bicara soal proyek migas, jangan bayangkan seperti membangun rumah tinggal atau gedung kantor biasa. Skala dan kompleksitasnya jauh lebih besar. Proyek ini melibatkan ribuan komponen, mulai dari pengeboran di darat atau laut, pembangunan pipa distribusi, hingga instalasi fasilitas pengolahan. Semua itu membutuhkan koordinasi yang rumit, melibatkan banyak kontraktor, konsultan, dan vendor dari berbagai bidang.

Selain itu, lingkungan kerja di proyek migas juga ekstrem. Ada yang berlokasi di tengah laut dengan gelombang besar, di pesisir yang rawan abrasi, atau di daratan terpencil yang sulit dijangkau. Cuaca buruk, tanah labil, bahkan aktivitas tektonik bisa langsung memengaruhi kelancaran konstruksi.

Belum lagi soal biaya investasi. Bayangkan jika sebuah proyek bernilai triliunan rupiah tiba-tiba berhenti karena satu bencana. Kerugian finansial yang ditanggung bisa membuat perusahaan megap-megap, bahkan kehilangan kepercayaan investor.

Di sinilah pentingnya manajemen risiko. Setiap risiko harus diantisipasi sejak awal, bukan hanya dengan prosedur teknis, tapi juga perlindungan finansial lewat asuransi. Constructions All Risk (CAR) Insurance hadir sebagai “tameng” agar risiko besar tidak langsung menelan perusahaan.

Bencana #1: Kebakaran & Ledakan

Kalau ada satu risiko yang paling ditakuti di proyek migas, jawabannya jelas: kebakaran dan ledakan. Dengan adanya bahan mudah terbakar seperti minyak, gas, dan bahan kimia bertekanan tinggi, potensi terjadinya kebakaran sangat besar. Bahkan percikan kecil atau kelalaian sepele bisa memicu insiden dahsyat.

Bayangkan, satu ledakan di area pengeboran bisa meluluhlantakkan peralatan miliaran rupiah, menghentikan pekerjaan berbulan-bulan, dan tentu saja menimbulkan risiko korban jiwa. Dampaknya tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga mencoreng reputasi perusahaan di mata publik dan investor.

Kasus-kasus kebakaran di proyek migas bukanlah hal langka. Kita sering mendengar berita tentang platform pengeboran yang terbakar atau ledakan pipa gas yang merusak area sekitar. Setiap kali insiden itu terjadi, nilai kerugian bisa mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah.

Di sinilah Constructions All Risk (CAR) Insurance berperan penting. Polis CAR dapat memberikan perlindungan finansial atas kerusakan fisik yang disebabkan oleh kebakaran atau ledakan, termasuk biaya perbaikan, penggantian peralatan, bahkan kerugian akibat keterlambatan proyek. Artinya, perusahaan tidak perlu menanggung beban kerugian sendirian.

Jadi, ketika bicara proyek migas, risiko kebakaran dan ledakan bukanlah sekadar kemungkinan tetapi kenyataan yang harus selalu diantisipasi. Tanpa asuransi CAR, satu insiden bisa membuat proyek berhenti total dan menelan investasi yang sudah ditanamkan.

Bencana #2: Bencana Alam

Selain kebakaran dan ledakan, proyek migas juga sangat rawan terhadap bencana alam. Lokasinya yang sering berada di area terpencil seperti lepas pantai, pesisir, atau wilayah dengan kondisi tanah ekstrem membuat risiko ini sulit dihindari.

Gempa bumi bisa merobohkan struktur yang baru dibangun. Banjir bandang dapat merusak fondasi dan menghambat mobilisasi material. Longsor menghancurkan jalur transportasi menuju lokasi proyek. Bahkan badai tropis atau gelombang tinggi mampu meluluhlantakkan platform pengeboran di tengah laut.

Kerugian akibat bencana alam tidak main-main. Selain kerusakan fisik, perusahaan bisa mengalami downtime berbulan-bulan, biaya tambahan untuk perbaikan, hingga risiko kehilangan kontrak karena keterlambatan penyelesaian proyek. Semua itu bisa berarti kerugian finansial yang membengkak hingga triliunan rupiah.

Nah, inilah salah satu keunggulan Constructions All Risk (CAR) Insurance. Polis ini dapat melindungi proyek migas dari kerugian yang timbul akibat bencana alam, baik sebagian maupun total. Misalnya, kerusakan pada rig pengeboran karena badai, atau runtuhnya struktur akibat gempa. Dengan adanya perlindungan ini, perusahaan tidak perlu menanggung semua kerugian sendiri.

Jadi, bencana alam memang tidak bisa kita prediksi atau hentikan. Tapi kita bisa meminimalisir dampaknya dengan langkah pencegahan finansial. Asuransi CAR menjadi benteng yang melindungi investasi besar Anda agar tetap aman, bahkan ketika alam sedang “murka”.

Bencana #3: Kerusakan Peralatan Berat & Machinery Breakdown

Proyek migas sangat bergantung pada peralatan berat. Mulai dari rig pengeboran, crane raksasa, excavator, kompresor bertekanan tinggi, hingga pipa dan valve khusus—semuanya bernilai fantastis dan punya peran vital. Tanpa alat-alat ini, mustahil proyek bisa berjalan sesuai jadwal.

Namun, ada satu kenyataan pahit: mesin bisa rusak kapan saja. Kerusakan bisa muncul karena faktor teknis, kesalahan operasional, hingga kondisi lingkungan yang ekstrem. Misalnya, crane tiba-tiba gagal angkat beban, mesin bor macet di kedalaman tanah, atau pipa bertekanan tinggi mengalami kebocoran. Satu saja dari kejadian ini bisa menghentikan aktivitas di lapangan.

Kerugian akibat kerusakan peralatan tidak hanya soal biaya perbaikan atau penggantian yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan miliar rupiah. Lebih dari itu, proyek bisa mengalami keterlambatan panjang, kontrak terancam batal, dan biaya tambahan terus menumpuk.

Nah, di sinilah peran Constructions All Risk (CAR) Insurance terasa. CAR dapat menanggung kerugian akibat kerusakan peralatan berat selama proyek berjalan. Termasuk biaya perbaikan, penggantian, hingga konsekuensi keterlambatan yang timbul. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu pusing menghadapi lonjakan biaya yang datang tiba-tiba.

Jadi, kerusakan peralatan berat memang sulit diprediksi, tapi bisa dipersiapkan solusinya. Dengan proteksi CAR, perusahaan tetap punya pegangan kuat untuk melanjutkan proyek meski mesin-mesin vital sempat bermasalah.

Bencana #4: Kecelakaan Kerja & Gugatan Pihak Ketiga

Proyek migas dikenal sebagai high-risk workplace. Bayangkan, ratusan pekerja berada di lokasi dengan peralatan berat, bahan kimia berbahaya, serta kondisi lingkungan yang tidak selalu bersahabat. Dalam situasi seperti ini, kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja, meski prosedur keamanan sudah diterapkan dengan ketat.

Kecelakaan yang melibatkan pekerja bisa berakibat fatal—mulai dari cedera serius hingga kehilangan nyawa. Dampaknya tidak hanya soal biaya kompensasi, tapi juga menurunnya moral pekerja dan reputasi perusahaan.

Tidak hanya itu, risiko juga bisa datang dari pihak ketiga. Misalnya, warga sekitar mengalami kerugian akibat proyek, vendor mengalami kerusakan properti saat bekerja di area migas, atau bahkan klaim hukum dari pihak luar yang merasa terdampak. Gugatan hukum semacam ini bisa menguras biaya besar, apalagi jika sampai masuk ke ranah pengadilan.

Kabar baiknya, Constructions All Risk (CAR) Insurance biasanya sudah mencakup Third Party Liability (TPL). Artinya, jika ada klaim dari pihak ketiga atau kecelakaan kerja yang menimbulkan tuntutan, polis ini bisa membantu menanggung biaya kompensasi maupun hukum. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu menanggung seluruh kerugian sendiri.

Intinya, proyek migas yang tidak dilindungi CAR ibarat berjalan di atas tali tanpa jaring pengaman. Begitu terjadi kecelakaan atau gugatan, dampaknya bisa langsung mengguncang keuangan perusahaan. Dengan adanya CAR, risiko ini bisa ditekan seminimal mungkin.

Bencana #5: Force Majeure & Gangguan Sosial

Selain risiko teknis dan alam, proyek migas juga menghadapi ancaman dari faktor non-teknis yang sering kali tak kalah berbahaya: force majeure dan gangguan sosial.

Force majeure mencakup kejadian di luar kendali manusia, seperti peperangan, embargo, atau kebijakan pemerintah yang tiba-tiba berubah. Bayangkan saja, sebuah proyek bernilai triliunan tiba-tiba harus berhenti karena izin dicabut atau akses impor material dihentikan. Dampaknya bisa langsung melumpuhkan jalannya konstruksi.

Di sisi lain, gangguan sosial juga menjadi momok tersendiri. Aksi demonstrasi, blokade akses jalan, sabotase, hingga kerusuhan di sekitar proyek bisa mengakibatkan keterlambatan atau bahkan kerusakan fisik pada fasilitas. Risiko semacam ini sering diabaikan, padahal dalam kenyataan, dampaknya bisa membuat proyek terhenti total.

Nah, Constructions All Risk (CAR) Insurance memungkinkan perusahaan menambahkan klausul perlindungan terhadap risiko-risiko khusus seperti ini. Dengan begitu, jika terjadi force majeure atau gangguan sosial, perusahaan masih punya pegangan finansial untuk melanjutkan proyek atau menutup kerugian.

Tanpa perlindungan CAR, dampak force majeure dan gangguan sosial bisa menjadi pukulan telak. Proyek tidak hanya rugi dari sisi waktu, tapi juga bisa kehilangan investor karena dianggap tidak memiliki manajemen risiko yang matang.

Jadi, jangan pernah meremehkan risiko non-teknis ini. Kadang justru hal-hal di luar dugaan yang bisa menjatuhkan proyek besar.

Apa Jadinya Jika Proyek Migas Tanpa CAR?

Coba bayangkan skenario ini: sebuah proyek migas senilai triliunan rupiah sudah berjalan setengah jalan. Tiba-tiba terjadi kebakaran, bencana alam, atau kerusakan alat berat. Dalam hitungan jam, kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai ratusan miliar. Tanpa perlindungan asuransi, perusahaan harus menanggung semua biaya tersebut dari kantong sendiri.

Akibatnya? Cash flow perusahaan terguncang, progres proyek mandek, dan reputasi hancur di mata investor maupun mitra bisnis. Bahkan, tidak sedikit proyek besar yang akhirnya gagal dilanjutkan hanya karena tidak ada proteksi finansial.

Selain itu, tanpa CAR Insurance, perusahaan juga rentan menghadapi gugatan hukum dari pihak ketiga yang dirugikan. Biaya kompensasi dan litigasi bisa menambah beban keuangan yang sudah berat.

Singkatnya, menjalankan proyek migas tanpa asuransi CAR sama saja dengan berjalan di tepi jurang tanpa pengaman. Satu langkah salah bisa membuat seluruh investasi ambruk seketika.

Di sisi lain, perusahaan yang menggunakan CAR terlihat jauh lebih profesional dan meyakinkan di mata investor. Mereka menunjukkan bahwa proyek dikelola dengan manajemen risiko yang baik, sehingga peluang mendapatkan dukungan finansial tambahan pun lebih besar.

Peran Broker Asuransi dalam Mengamankan Proyek Migas

Mengurus polis asuransi proyek migas bukanlah perkara sederhana. Nilai pertanggungannya besar, risiko yang dihadapi kompleks, dan klausul yang dibutuhkan sering kali sangat spesifik. Karena itulah, perusahaan tidak bisa asal membeli polis langsung ke perusahaan asuransi. Dibutuhkan pihak yang benar-benar ahli dalam merancang solusi perlindungan, yaitu broker asuransi.

Seorang broker bertugas sebagai konsultan independen yang berpihak pada kepentingan klien, bukan pada perusahaan asuransi. Mereka membantu menganalisis risiko proyek migas secara menyeluruh, memilih jenis perlindungan yang tepat, serta merancang polis yang sesuai dengan kebutuhan unik proyek.

Selain itu, broker juga berperan penting dalam negosiasi premi agar perusahaan tidak membayar terlalu mahal. Lebih penting lagi, saat terjadi klaim, broker akan mendampingi klien dari awal hingga tuntas. Proses klaim yang biasanya rumit bisa berjalan lebih cepat dan efisien dengan bantuan broker yang berpengalaman.

Di Indonesia, salah satu broker yang berpengalaman dalam menangani proyek migas adalah L&G Insurance Broker. Dengan pengalaman panjang dan tim yang memahami karakteristik proyek energi, L&G siap menjadi mitra strategis yang memastikan investasi besar Anda tetap terlindungi dengan maksimal.

Kesimpulan

Proyek migas bernilai triliunan rupiah memang penuh risiko. Dari kebakaran, bencana alam, kerusakan alat berat, kecelakaan kerja, hingga gangguan sosial—semuanya bisa mengancam kelancaran proyek. Tanpa proteksi, kerugian yang timbul bisa sangat besar, bahkan berujung pada gagalnya proyek.

Constructions All Risk (CAR) Insurance hadir sebagai solusi. Polis ini melindungi investasi dari berbagai potensi kerugian, memberikan kepastian finansial, dan menjaga kepercayaan investor. Dengan CAR, perusahaan bisa fokus menyelesaikan proyek tanpa dihantui kekhawatiran akan bencana yang tak terduga.

Namun, untuk mendapatkan polis yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan proyek migas, Anda membutuhkan dukungan dari broker asuransi berpengalaman. Di sinilah L&G Insurance Broker siap menjadi mitra terpercaya.

Jangan tunggu sampai bencana terjadi. Hubungi L&G Insurance Broker sekarang di 08118507773 dan pastikan proyek migas Anda tetap aman, lancar, dan terlindungi.

Connect With Us

Talk to Our Team

Phone +62 811-8507-773

Free Chat / Call

Contact Us