Pembangkitan Rakyat adalah sebuah gerakan di mana sebagian besar penduduk, baik di Ibukota Negara atau di tiga atau lebih Ibukota Propinsi dalam kurun waktu 12 (dua belas) hari, bersatu untuk menuntut perubahan dalam pemerintahan. Tujuan utama dari gerakan ini adalah untuk mencapai penggantian Pemerintah yang berlaku, baik yang diakui secara hukum (de jure) maupun secara faktual (de facto).

Gerakan Pembangkitan Rakyat ditandai dengan tuntutan masyarakat yang bersifat massal, seringkali mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kebijakan atau kondisi yang ada. Meskipun terjadi di beberapa Ibukota Propinsi, gerakan ini dapat mencapai titik kritisnya dalam waktu relatif singkat.

Perlu dicatat bahwa Pembangkitan Rakyat berbeda dengan Pemberontakan. Pembangkitan Rakyat tidak selalu mengarah pada kekerasan atau penggulingan pemerintahan dengan kekuatan senjata. Sebaliknya, itu dapat mencerminkan suatu bentuk penolakan terbuka terhadap pemerintah yang berkuasa tanpa dianggap sebagai pemberontakan.

Analisis mendalam terhadap dinamika dan penyebab Pembangkitan Rakyat dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang aspirasi dan kebutuhan rakyat dalam suatu negara. Understanding ini penting untuk memahami perubahan sosial dan politik yang dapat timbul dari partisipasi aktif masyarakat dalam tuntutan perubahan.