Seperti Apa Prospek Masa Depan Asuransi Syariah di Indonesia?
Tren Global yang Mempengaruhi
Asuransi syariah di Indonesia memiliki prospek masa depan yang sangat menjanjikan, didorong oleh perkembangan ekonomi, populasi Muslim yang besar, dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya produk keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Seiring dengan globalisasi, tren-tren global dalam asuransi syariah dan industri keuangan secara umum juga berdampak besar pada pertumbuhan dan pengembangan industri asuransi syariah di Indonesia. Pemahaman tentang tren global ini penting untuk memperkirakan arah masa depan industri, serta bagaimana Indonesia dapat mengoptimalkan peluang yang ada. Berikut adalah beberapa tren global utama yang mempengaruhi asuransi syariah di Indonesia.
- Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah Global
Tren pertama yang mempengaruhi asuransi syariah di Indonesia adalah pertumbuhan industri keuangan syariah di tingkat global. Keuangan syariah, termasuk asuransi syariah (takaful), telah tumbuh dengan pesat di banyak negara, seperti Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan negara-negara di Afrika Utara. Menurut laporan Islamic Financial Services Industry Stability Report dari IFSB, industri keuangan syariah global diperkirakan akan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 8-10%.
Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan akan produk keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam, terutama di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, dapat memanfaatkan tren global ini untuk mempercepat pertumbuhan sektor asuransi syariah domestik. Hal ini juga menciptakan peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi dari negara-negara dengan ekosistem keuangan syariah yang lebih matang dan membangun kemitraan internasional untuk memperkuat sektor ini.
- Digitalisasi dan Teknologi Finansial (Fintech)
Salah satu tren global yang paling berpengaruh dalam industri asuransi, baik konvensional maupun syariah, adalah digitalisasi dan munculnya teknologi finansial (fintech). Di seluruh dunia, perusahaan asuransi menggunakan teknologi digital untuk mempercepat proses operasional, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan mengembangkan produk baru yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.
Di Indonesia, fintech syariah telah mulai tumbuh sebagai bagian dari ekosistem digital yang lebih luas, dan ini menciptakan peluang besar untuk meningkatkan penetrasi pasar asuransi syariah. Dengan penggunaan aplikasi seluler, blockchain, kecerdasan buatan (AI), dan Internet of Things (IoT), perusahaan asuransi syariah dapat mengembangkan produk yang lebih personal dan fleksibel. Misalnya, asuransi berbasis penggunaan (usage-based insurance), yang memungkinkan pelanggan hanya membayar premi berdasarkan seberapa sering mereka menggunakan kendaraan atau properti, dapat menjadi salah satu inovasi penting untuk menjangkau segmen pasar baru di Indonesia.
Pengaruh Fintech terhadap Asuransi Syariah di Indonesia:
- Aksesibilitas
Dengan aplikasi seluler dan platform digital, masyarakat Indonesia dapat lebih mudah membeli polis asuransi syariah dan mengajukan klaim, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.
- Efisiensi
Proses yang didigitalisasi, seperti underwriting dan pengajuan klaim, dapat mempercepat pelayanan dan mengurangi biaya operasional perusahaan asuransi syariah.
- Inovasi Produk
Teknologi memungkinkan pengembangan produk-produk baru, seperti asuransi mikro syariah dan asuransi on-demand, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah atau mereka yang mencari fleksibilitas dalam perlindungan asuransi.
- Peningkatan Fokus pada ESG (Environmental, Social, and Governance)
Tren global lainnya yang semakin berpengaruh dalam industri asuransi adalah meningkatnya fokus pada isu-isu Environmental, Social, and Governance (ESG). Banyak perusahaan di seluruh dunia, termasuk di sektor asuransi, mulai mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam model bisnis mereka, termasuk dengan memilih investasi yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial.
Di sektor asuransi syariah, prinsip ESG sangat sesuai dengan nilai-nilai inti dari syariah, yang menekankan tanggung jawab sosial, etika, dan keadilan. Di Indonesia, penerapan ESG dalam asuransi syariah dapat memperkuat daya tarik produk syariah di kalangan generasi muda yang semakin peduli dengan dampak lingkungan dan sosial dari investasi mereka.
Potensi Implementasi ESG dalam Asuransi Syariah:
- Investasi Berkelanjutan
Perusahaan asuransi syariah dapat memprioritaskan investasi dalam proyek-proyek ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, yang sejalan dengan prinsip syariah dan ESG.
- Produk Asuransi Hijau
Asuransi syariah dapat mengembangkan produk yang mendukung inisiatif hijau, seperti asuransi untuk properti ramah lingkungan atau kendaraan listrik.
- Transparansi dan Akuntabilitas:
Prinsip tata kelola syariah yang menekankan transparansi dan keadilan dapat dipadukan dengan kerangka ESG untuk meningkatkan kepercayaan konsumen.
- Peningkatan Literasi Keuangan Syariah di Tingkat Global
Salah satu tantangan utama dalam pengembangan asuransi syariah di Indonesia adalah rendahnya literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat. Namun, tren global menunjukkan adanya peningkatan literasi keuangan syariah, terutama karena adanya upaya pemerintah, regulator, dan lembaga keuangan untuk memperluas pemahaman masyarakat tentang manfaat produk-produk syariah.
Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi keuangan, termasuk asuransi syariah. Peningkatan literasi keuangan syariah secara global juga mendorong banyak negara untuk memperkenalkan program edukasi dan sosialisasi yang lebih baik mengenai produk asuransi syariah. Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat tentang prinsip syariah, permintaan terhadap produk asuransi syariah diperkirakan akan tumbuh lebih cepat.
Manfaat Peningkatan Literasi Keuangan Syariah:
- Permintaan yang Lebih Tinggi
Masyarakat yang lebih memahami manfaat asuransi syariah akan lebih tertarik untuk membeli produk ini sebagai bagian dari perencanaan keuangan mereka.
- Pengembangan Produk yang Tepat
Dengan literasi yang lebih baik, perusahaan asuransi syariah dapat mengembangkan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen.
- Peningkatan Kepercayaan
Literasi yang lebih baik juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk syariah, mengurangi persepsi negatif yang mungkin ada terkait dengan produk asuransi.
- Kerjasama Internasional dalam Industri Syariah
Terakhir, tren global yang mempengaruhi prospek asuransi syariah di Indonesia adalah semakin meningkatnya kerjasama internasional di industri syariah. Negara-negara dengan industri keuangan syariah yang lebih matang, seperti Malaysia dan negara-negara di Timur Tengah, telah mulai membangun kemitraan dengan negara-negara berkembang untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan, teknologi, dan investasi.
Indonesia dapat memanfaatkan tren ini dengan bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki ekosistem asuransi syariah yang lebih maju. Kemitraan internasional dapat membantu Indonesia dalam mempercepat pengembangan infrastruktur asuransi syariah, meningkatkan kualitas regulasi, dan memperkenalkan teknologi serta praktik terbaik dalam pengelolaan risiko.
Tren global seperti pertumbuhan industri keuangan syariah, digitalisasi, fokus pada ESG, peningkatan literasi keuangan syariah, dan kerjasama internasional semuanya memberikan dampak yang signifikan terhadap prospek masa depan asuransi syariah di Indonesia. Dengan memanfaatkan tren ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat posisi sebagai salah satu pasar asuransi syariah terbesar di dunia. Namun, untuk mencapai hal ini, diperlukan langkah-langkah strategis dari pemerintah, perusahaan asuransi, dan regulator untuk mengadopsi inovasi, meningkatkan literasi keuangan, dan menjalin kerjasama global yang lebih erat.
Kolaborasi antara Pemerintah, Swasta, dan Lembaga Syariah dalam Pengembangan Asuransi Syariah
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga syariah memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan industri asuransi syariah di Indonesia. Sinergi antara berbagai pihak ini diperlukan untuk membangun ekosistem asuransi syariah yang kuat, memperluas penetrasi pasar, serta meningkatkan literasi dan kepercayaan masyarakat terhadap produk keuangan syariah. Setiap pemangku kepentingan memiliki peran yang saling melengkapi untuk memajukan industri asuransi syariah di Indonesia, mulai dari regulator yang menetapkan kebijakan hingga perusahaan swasta yang menawarkan produk inovatif dan lembaga syariah yang memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.
- Peran Pemerintah
Pemerintah Indonesia, melalui regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan, memiliki peran utama dalam menciptakan regulasi yang mendukung pertumbuhan asuransi syariah. Pemerintah harus memastikan bahwa kerangka regulasi memberikan kepastian hukum bagi industri asuransi syariah, sambil mendorong inovasi dan efisiensi.
Beberapa langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung asuransi syariah meliputi:
- Kebijakan Spin-Off Unit Usaha Syariah (UUS)
OJK mengeluarkan peraturan yang mewajibkan unit usaha syariah untuk melakukan pemisahan (spin-off) dari perusahaan induk konvensional, sehingga dapat beroperasi secara mandiri. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat entitas asuransi syariah dan mempercepat pertumbuhannya.
- Sosialisasi dan Edukasi
Pemerintah juga terlibat dalam kampanye literasi keuangan syariah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya asuransi syariah dan bagaimana produk ini berbeda dari asuransi konvensional.
- Insentif Fiskal
Pemberian insentif fiskal, seperti pengurangan pajak bagi perusahaan asuransi syariah, dapat mendorong lebih banyak pelaku usaha untuk memasuki industri ini dan memperluas penawaran produk.
- Peran Sektor Swasta
Sektor swasta, khususnya perusahaan asuransi syariah, merupakan motor utama dalam pengembangan dan penyediaan produk asuransi syariah. Perusahaan-perusahaan ini bertanggung jawab untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sambil memastikan bahwa operasional mereka tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah.
Kolaborasi yang erat antara perusahaan asuransi syariah dengan perusahaan teknologi finansial (fintech) juga menjadi penting untuk meningkatkan penetrasi pasar. Melalui inovasi teknologi, seperti platform digital untuk pembelian polis dan pengajuan klaim, perusahaan asuransi syariah dapat menjangkau lebih banyak konsumen, termasuk di daerah terpencil yang sebelumnya sulit diakses.
Selain itu, perusahaan asuransi swasta juga perlu bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan komunitas Muslim untuk memperkuat literasi asuransi syariah. Hal ini dapat dilakukan melalui seminar, pelatihan, dan program tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat asuransi syariah.
- Peran Lembaga Syariah
Lembaga syariah, seperti Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) di setiap perusahaan asuransi syariah, berperan penting dalam memastikan bahwa produk dan operasional perusahaan asuransi tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Dewan Syariah Nasional menetapkan fatwa yang menjadi panduan bagi produk asuransi syariah, sementara Dewan Pengawas Syariah bertugas mengawasi pelaksanaan operasional perusahaan agar sesuai dengan ketentuan syariah. Kolaborasi antara lembaga syariah dengan regulator dan perusahaan asuransi sangat penting untuk menciptakan produk yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga memenuhi persyaratan syariah yang ketat.
Lembaga syariah juga terlibat dalam edukasi publik terkait asuransi syariah, memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa produk yang ditawarkan adalah halal dan sesuai dengan ajaran Islam.
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga syariah merupakan kunci dalam pengembangan industri asuransi syariah di Indonesia. Pemerintah menciptakan regulasi yang mendukung dan menyediakan insentif, sektor swasta menciptakan inovasi produk dan meningkatkan aksesibilitas, sementara lembaga syariah memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Dengan sinergi yang baik di antara ketiga pihak ini, industri asuransi syariah di Indonesia memiliki potensi untuk berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Strategi Pengembangan dan Ekspansi Pasar Asuransi Syariah
Pengembangan dan ekspansi pasar asuransi syariah di Indonesia membutuhkan strategi yang komprehensif dan terarah. Beberapa langkah kunci yang dapat diambil oleh perusahaan asuransi syariah, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong pertumbuhan industri ini adalah sebagai berikut:
- Peningkatan Literasi Keuangan Syariah
Salah satu hambatan utama dalam ekspansi asuransi syariah adalah rendahnya literasi keuangan di kalangan masyarakat. Untuk meningkatkan penetrasi pasar, perusahaan asuransi syariah harus bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga syariah untuk menjalankan kampanye literasi keuangan yang masif. Edukasi harus mencakup penjelasan tentang perbedaan antara asuransi syariah dan konvensional, serta manfaat perlindungan finansial yang sesuai dengan prinsip Islam. Dengan literasi yang lebih baik, masyarakat akan lebih memahami dan tertarik pada produk asuransi syariah.
- Pengembangan Produk yang Inovatif dan Fleksibel
Untuk menarik lebih banyak nasabah, perusahaan asuransi syariah harus menawarkan produk yang inovatif dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pengembangan produk seperti asuransi mikro syariah dapat membantu menjangkau segmen masyarakat berpenghasilan rendah. Produk asuransi berbasis penggunaan (usage-based insurance) dan asuransi digital on-demand yang memungkinkan pelanggan membeli polis sesuai kebutuhan juga dapat memperluas pasar, terutama di kalangan generasi muda yang lebih digital-savvy.
- Pemanfaatan Teknologi Digital
Teknologi digital berperan penting dalam mempercepat ekspansi pasar asuransi syariah. Fintech dan aplikasi mobile memungkinkan proses pembelian polis, klaim, dan manajemen polis menjadi lebih mudah dan efisien. Dengan memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), big data, dan blockchain, perusahaan asuransi syariah dapat meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat layanan pelanggan, dan memastikan transparansi yang lebih baik dalam pengelolaan dana.
- Kemitraan dengan Institusi Keuangan Syariah dan Komunitas Muslim
Kolaborasi dengan bank syariah, koperasi, dan lembaga keuangan mikro syariah dapat membantu memperluas akses ke produk asuransi syariah. Selain itu, membangun hubungan yang lebih erat dengan komunitas Muslim melalui kerja sama dengan masjid, pesantren, dan organisasi Islam juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap asuransi syariah.
- Dukungan Regulasi dan Insentif
Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan asuransi syariah melalui regulasi yang mendukung dan pemberian insentif fiskal. Kebijakan yang proaktif dalam mendukung inovasi, seperti mempercepat perizinan produk baru dan memberikan insentif pajak, akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk berpartisipasi dalam industri ini dan meningkatkan daya saing asuransi syariah di Indonesia.
Dengan strategi yang tepat—peningkatan literasi keuangan, inovasi produk, pemanfaatan teknologi, kolaborasi dengan lembaga syariah, dan dukungan regulasi—industri asuransi syariah di Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh pesat dan memperluas jangkauan pasarnya di seluruh lapisan masyarakat.
Masa Depan Asuransi Syariah dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi dan Ekonomi Digital
Asuransi syariah, sebagai bagian integral dari industri keuangan syariah, memiliki prospek masa depan yang cerah, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim besar seperti Indonesia. Namun, dalam menghadapi era globalisasi dan ekonomi digital yang semakin berkembang, industri ini dihadapkan pada sejumlah tantangan dan peluang. Kemajuan teknologi, peningkatan persaingan global, dan perubahan preferensi konsumen menuntut perusahaan asuransi syariah untuk beradaptasi dan berinovasi agar dapat bersaing secara efektif. Berikut adalah beberapa aspek penting yang akan menentukan masa depan asuransi syariah di era globalisasi dan ekonomi digital.
Â
- Peran Teknologi dalam Mendorong Transformasi Asuransi Syariah
Dalam era digital, teknologi menjadi pilar utama yang mendorong transformasi berbagai industri, termasuk asuransi syariah. Penerapan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, Internet of Things (IoT), dan big data memungkinkan perusahaan asuransi syariah untuk meningkatkan efisiensi operasional, memberikan layanan yang lebih baik, dan memperluas jangkauan mereka. Teknologi ini juga memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mengakses produk asuransi syariah, membeli polis, atau mengajukan klaim melalui platform digital yang mudah digunakan.
- AI dan Big Data
AI dan big data memungkinkan perusahaan asuransi syariah untuk menganalisis perilaku pelanggan secara mendalam, mempercepat proses underwriting, dan menyesuaikan premi berdasarkan profil risiko masing-masing individu. Dengan penggunaan AI, perusahaan dapat menyediakan layanan yang lebih personal dan relevan, serta mempercepat waktu pemrosesan klaim, yang sebelumnya memerlukan waktu lebih lama.
- Blockchain
Blockchain menawarkan solusi untuk meningkatkan transparansi dan keamanan dalam industri asuransi syariah. Transaksi berbasis blockchain tidak dapat diubah atau dimanipulasi, sehingga mengurangi risiko kecurangan dalam pengelolaan dana tabarru’. Selain itu, kontrak pintar (smart contracts) berbasis blockchain dapat otomatis mengeksekusi pembayaran klaim ketika kondisi yang telah ditentukan terpenuhi, meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam klaim asuransi.
- IoT dan Pengembangan Produk Baru
Penggunaan IoT memungkinkan perusahaan asuransi syariah untuk mengembangkan produk asuransi berbasis penggunaan (usage-based insurance). Misalnya, dengan memanfaatkan perangkat IoT, asuransi kendaraan dapat didasarkan pada perilaku mengemudi atau jarak tempuh yang terpantau secara real-time. Produk ini sangat sesuai dengan prinsip keadilan dalam syariah, karena premi yang dibayar pelanggan akan sesuai dengan penggunaan sebenarnya.
Penerapan teknologi dalam asuransi syariah tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membantu perusahaan menyesuaikan produk mereka dengan kebutuhan masyarakat modern yang menginginkan layanan cepat, mudah diakses, dan fleksibel.
- Tantangan Globalisasi: Persaingan dan Standar Internasional
Globalisasi membuka akses pasar asuransi syariah ke skala yang lebih luas, tetapi juga menghadirkan tantangan baru dalam hal persaingan internasional dan penerapan standar global. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan produk keuangan syariah di berbagai negara, persaingan antara perusahaan asuransi syariah global semakin ketat. Negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab memiliki industri asuransi syariah yang lebih maju, sehingga Indonesia perlu terus berinovasi untuk dapat bersaing di kancah global.
- Penyesuaian Standar Global
Salah satu tantangan yang dihadapi asuransi syariah dalam era globalisasi adalah kebutuhan untuk menerapkan standar internasional dalam tata kelola, pelaporan keuangan, dan operasional. Organisasi seperti Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) dan Islamic Financial Services Board (IFSB) telah mengeluarkan standar yang bertujuan untuk menyelaraskan praktik keuangan syariah di berbagai negara. Namun, penerapan standar ini membutuhkan dukungan regulasi yang kuat dan kesiapan industri untuk mengadopsi praktik terbaik global.
- Kolaborasi dan Investasi Internasional
Di sisi lain, globalisasi juga membuka peluang bagi asuransi syariah di Indonesia untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan global dan menarik investasi internasional. Dengan kolaborasi ini, perusahaan asuransi syariah lokal dapat meningkatkan kapasitas mereka dalam hal teknologi, inovasi produk, dan manajemen risiko, serta belajar dari praktik terbaik yang diterapkan di negara lain.
- Digitalisasi Ekonomi: Perubahan Perilaku Konsumen dan Kebutuhan Inovasi Produk
Ekonomi digital mengubah cara konsumen berinteraksi dengan produk dan layanan, termasuk asuransi syariah. Masyarakat modern, terutama generasi muda, semakin mengutamakan kenyamanan, aksesibilitas, dan kecepatan dalam memperoleh layanan keuangan. Untuk tetap relevan di era ini, perusahaan asuransi syariah harus fokus pada inovasi produk dan layanan yang sesuai dengan preferensi konsumen digital.
- Asuransi On-Demand dan Fleksibilitas
Salah satu tren yang berkembang dalam ekonomi digital adalah produk asuransi on-demand, di mana pelanggan dapat membeli perlindungan asuransi hanya ketika mereka membutuhkannya. Produk asuransi syariah dapat disesuaikan dengan model ini, misalnya asuransi perjalanan yang hanya aktif selama durasi perjalanan, atau asuransi kendaraan yang hanya aktif saat kendaraan digunakan. Inovasi ini memberikan fleksibilitas bagi konsumen dan memungkinkan mereka mengelola biaya asuransi dengan lebih baik.
- Pengalaman Pelanggan yang Lebih Baik
Digitalisasi memungkinkan perusahaan asuransi syariah untuk memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik melalui aplikasi seluler, chatbot berbasis AI, dan layanan pelanggan 24/7. Penggunaan data analytics juga memungkinkan perusahaan untuk memberikan rekomendasi produk yang lebih relevan bagi setiap individu, meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan.
- Literasi Keuangan dan Edukasi Syariah
Salah satu tantangan yang masih signifikan dalam pengembangan asuransi syariah adalah rendahnya literasi keuangan, terutama di kalangan masyarakat Muslim. Globalisasi dan ekonomi digital menawarkan peluang besar untuk memperluas akses ke informasi dan edukasi mengenai produk keuangan syariah melalui platform digital. Pemerintah, perusahaan asuransi syariah, dan lembaga syariah harus bekerja sama dalam meningkatkan literasi keuangan, baik melalui program edukasi online maupun kampanye literasi di media sosial.
Peran Teknologi dalam Literasi Keuangan: Platform digital seperti aplikasi edukasi, webinari, dan konten edukatif yang tersedia secara daring dapat membantu masyarakat memahami manfaat asuransi syariah. Dengan literasi yang lebih baik, masyarakat akan lebih sadar akan pentingnya perlindungan finansial yang sesuai dengan prinsip Islam dan lebih tertarik untuk membeli produk asuransi syariah.
Masa depan asuransi syariah dalam menghadapi tantangan globalisasi dan ekonomi digital sangat bergantung pada kemampuan industri untuk beradaptasi dan berinovasi. Teknologi digital seperti AI, blockchain, dan IoT memberikan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan produk baru yang lebih fleksibel, dan memperluas aksesibilitas bagi konsumen. Namun, tantangan globalisasi seperti persaingan internasional dan penerapan standar global harus diatasi dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan lembaga syariah. Dengan strategi yang tepat, asuransi syariah di Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi pemain utama di pasar global yang semakin kompetitif dan digital.