L&G Risk Registered by Otoritas Jasa Keuangan KEP-667/KM.10/2012

Ingin Perlindungan Terbaik untuk Proyek atau Bisnis Anda?

Tinggalkan pesan Anda, kami akan membantu menyiapkan solusi yang tepat.
Atau silakan kirimkan ke email : halo@lngrisk.co.id

    OJK Registered KEP-667/KM.10/2012
    Ingin Perlindungan Terbaik untuk Proyek atau Bisnis Anda?
    Tinggalkan pesan Anda, kami akan membantu menyiapkan solusi yang tepat.

    Asuransi Kecelakaan Kerja

    Silakan konsultasikan kebutuhan asuransi anda bersama kami

    previous | next

    Mengapa banyak kontraktor merasa dikecewakan saat klaim asuransi proyek ditolak, dan bagaimana L&G Insurance Broker membantu mereka menemukan solusi yang manusiawi dan adil.

    Pagi Biasa yang Berubah Jadi Malam Panjang

    Pagi itu, di sebuah proyek pembangunan ruko dua lantai di kawasan Bintaro Sektor 7, suasana tampak seperti biasa. Para pekerja mulai menaiki scaffolding untuk mengecor lantai dua. Namun sekitar pukul 10.00, terdengar teriakan keras. Seorang pekerja, sebut saja Sudirman (34), terpeleset dari ketinggian 4 meter dan jatuh ke bawah.

    Ia mengalami patah tulang tangan dan luka serius di punggung. Rekan-rekannya segera membawa Sudirman ke rumah sakit terdekat. Biaya perawatan mencapai sekitar Rp150 juta. Namun ketika kontraktor proyek — PT Bintaro Karya Abadi (nama disamarkan) — mengajukan klaim ke perusahaan asuransi, jawabannya sangat mengejutkan:

    “Klaim tidak dapat dibayar. Jenis pekerjaan korban tidak sesuai dengan klasifikasi risiko dalam polis.”

    Manajemen terdiam. Mereka yakin sudah memiliki asuransi kecelakaan kerja dan Contractor’s All Risks (CAR). Tapi ternyata, kesalahan kecil dalam pengisian dokumen berujung pada penolakan klaim yang besar.

    Mengapa Banyak Klaim Konstruksi Ditolak

    Industri konstruksi dikenal sebagai salah satu sektor paling berisiko — tidak hanya dari sisi pekerjaan fisik, tapi juga kompleksitas dokumen asuransi. Berdasarkan data internal beberapa broker di Jabodetabek, lebih dari 35% klaim proyek konstruksi ditolak atau tertunda karena administrasi yang tidak sesuai.

    Beberapa penyebab utamanya:

    1. Klasifikasi pekerjaan tidak sesuai.
      Dalam polis CAR dan Workmen Compensation Insurance (WCI), setiap jenis pekerjaan punya tingkat risiko berbeda. Pekerja pengaduk semen tidak sama risikonya dengan pekerja di ketinggian.
      Di kasus PT Bintaro Karya Abadi, pekerjaan Sudirman tercatat sebagai general labor, padahal seharusnya “scaffolding worker”.
    2. Keterlambatan pelaporan klaim.
      Polis biasanya mewajibkan pelaporan dalam 7 hari setelah kejadian. Banyak kontraktor terlambat karena menunggu laporan internal dulu.
    3. Dokumentasi tidak lengkap.
      Asuransi membutuhkan bukti medis, laporan kecelakaan, dan surat keterangan saksi. Sering kali dokumen ini tidak disiapkan dengan benar.
    4. Kurangnya pendampingan profesional.
      Kontraktor membeli polis langsung ke asuransi, tanpa ada broker yang memastikan kesesuaian antara kontrak proyek, nilai pekerjaan, dan klausul asuransi.

    Akibatnya, bukan hanya pekerja yang menderita — reputasi kontraktor pun bisa ikut rusak karena keterlambatan penanganan klaim.

    Frustrasi yang Tak Perlu Terjadi

    Kekecewaan PT Bintaro Karya Abadi bukan kasus tunggal. Banyak kontraktor kecil dan menengah di kawasan Bintaro, Pondok Aren, hingga BSD mengalami hal serupa.

    Mereka sudah niat baik melindungi pekerja dan proyek, tapi akhirnya kecewa karena merasa “dibohongi” oleh sistem asuransi. Padahal, kesalahan mereka sederhana: tidak ada pihak profesional yang memeriksa detail polis dan mengawal proses klaim.

    “Kami pikir semua pekerjaan konstruksi dijamin, ternyata tidak. Asuransi memang dibeli, tapi pemahaman kami minim,” pengakuan anonim salah satu pemilik perusahaan konstruksi lokal.

    Nilai-Nilai yang Hilang dalam Dunia Asuransi Proyek

    Di balik setiap angka premi dan klausul hukum, ada sisi kemanusiaan yang sering terlupakan. Kecelakaan seperti yang dialami Sudirman bukan sekadar statistik — itu tentang manusia, keluarga, dan rasa tanggung jawab.

    Inilah mengapa dalam bisnis asuransi, nilai-nilai seperti humility, kindness, dan charity sangat penting:

    1. Humility (kerendahan hati): Broker dan penanggung harus mau mendengar dan memahami kondisi lapangan, bukan hanya membaca dokumen.
    2. Kindness (kebaikan): Ketika musibah datang, empati lebih berharga daripada prosedur yang kaku.
    3. Charity (kepedulian): Membantu kontraktor kecil yang tidak paham detail teknis agar tidak dirugikan.

    Di sinilah peran broker asuransi yang berintegritas menjadi pembeda antara perlindungan nyata dan sekadar janji di atas kertas.

    Peran L&G Insurance Broker: Dari Mitra Jadi Pelindung

    Sebagai broker asuransi profesional dengan kantor pusat di Bintaro, Tangerang Selatan, L&G Insurance Broker memahami betul kondisi lapangan di wilayah ini.
    Mereka telah membantu banyak kontraktor dari berbagai skala proyek — dari renovasi ruko kecil hingga proyek infrastruktur — dalam menyusun polis dan menangani klaim secara cepat.

    Pendekatan L&G:

    1. Analisis Risiko Konstruksi
      Sebelum polis diterbitkan, tim L&G melakukan analisa termasuk site visit untuk menilai semua potensi bahaya: pekerjaan di ketinggian, alat berat, listrik, dan sebagainya.
    2. Penyesuaian Klasifikasi Pekerjaan
      L&G memastikan setiap jenis pekerjaan terdaftar dengan benar di polis WCI dan CAR, sehingga tidak ada celah saat klaim diajukan.
    3. Pelatihan K3 dan Edukasi Klaim
      L&G sering mengadakan pelatihan sederhana bagi klien kontraktor tentang cara pelaporan klaim, dokumentasi, dan komunikasi dengan insurer.
    4. Pendampingan Klaim Langsung
      Karena kantornya di Bintaro, tim L&G bisa langsung datang ke lokasi kejadian dalam waktu singkat. Ini mempercepat verifikasi awal dan memperkuat posisi klien dalam negosiasi klaim.

    Hasilnya, banyak kontraktor yang awalnya kecewa kini menjadi pelanggan setia karena merasakan manfaat nyata: klaim dibayar cepat, dan mereka merasa didampingi, bukan ditinggalkan.

    Contoh Kasus Keberhasilan: Dari Klaim Tertolak Jadi Dibayar

    Pada tahun 2024, sebuah proyek renovasi sekolah di Ciputat mengalami kecelakaan serupa. Seorang pekerja terkena benda jatuh dan mengalami luka di kepala dengan biaya pengobatan Rp85 juta. Awalnya, perusahaan asuransi menolak klaim karena “laporan keterlambatan.”

    Namun setelah L&G ikut mendampingi dan memberikan penjelasan medis serta laporan internal proyek yang lengkap, klaim akhirnya dibayar penuh dalam 28 hari kerja.

    Perwakilan kontraktor berkata:

    “Kalau tidak ada L&G, kami sudah menyerah. Mereka bantu dari menulis laporan sampai negosiasi dengan adjuster. Sangat profesional tapi juga sabar.”

    Mengapa Broker Penting dalam Industri Konstruksi

    Banyak kontraktor berpikir menggunakan broker itu menambah biaya. Padahal justru sebaliknya: broker bisa menghemat uang, waktu, dan reputasi.

    Berikut perbandingan nyata yang sering terjadi:

    Aspek Tanpa Broker Dengan Broker (L&G)
    Pemahaman risiko Umum, tidak mendalam Spesifik sesuai jenis proyek
    Penerbitan polis Cepat tapi rawan salah Diperiksa dan disesuaikan
    Pendampingan klaim Tidak ada Dampingan penuh, onsite bila perlu
    Waktu klaim dibayar 3–6 bulan 2–4 minggu
    Hubungan dengan insurer Formal dan kaku Relasional, dengan negosiasi profesional

    Membangun Kembali Kepercayaan Melalui Nilai Kemanusiaan

    Asuransi proyek bukan hanya soal uang dan kontrak, tapi juga tentang kepercayaan dan rasa aman. Ketika broker menjalankan tugasnya dengan nilai temperance (kebijaksanaan) dan patience (kesabaran), hubungan antara klien dan penanggung bisa lebih harmonis.

    1. Temperance: Menjaga keseimbangan antara hak klien dan kepentingan insurer, tidak emosional saat klaim rumit.
    2. Patience: Mengawal proses klaim hingga selesai meskipun berbulan-bulan, tanpa meninggalkan klien di tengah jalan.

    Nilai-nilai inilah yang menjadi budaya kerja di L&G Insurance Broker, dan membuat banyak klien di Bintaro memilih mereka bukan hanya karena profesionalitas, tetapi juga karena rasa nyaman dan percaya.

    Langkah Praktis untuk Kontraktor di Bintaro

    Jika Anda memiliki proyek konstruksi di Bintaro, Serpong, atau wilayah Tangerang Selatan, berikut langkah sederhana agar tidak mengalami nasib seperti PT Bintaro Karya Abadi:

    1. Gunakan formulir proposal yang lengkap dan akurat.
      Sebutkan semua jenis pekerjaan di lapangan, termasuk pekerjaan tinggi, alat berat, dan subkontraktor.
    2. Pastikan semua pekerja tercatat di polis WCI.
      Jangan hanya nama perusahaan — pastikan jumlah tenaga kerja sesuai kenyataan.
    3. Laporkan klaim secepat mungkin.
      Maksimal dalam 3–5 hari setelah kejadian, sertakan bukti foto, laporan proyek, dan surat keterangan saksi.
    4. Gunakan broker seperti L&G.
      Mereka bukan sekadar penghubung, tapi mitra yang membantu Anda di saat sulit.

    Penutup: Jangan Biarkan Satu Kesalahan Merusak Semangat

    Kecelakaan kerja bukan hal yang bisa dihindari sepenuhnya, tapi kerugian besar bisa dicegah dengan sistem asuransi yang benar dan pendampingan yang tepat. Kisah PT Bintaro Karya Abadi menjadi pengingat bahwa niat baik perlu diiringi pemahaman dan bantuan profesional.

    Dengan L&G Insurance Broker, Anda tidak berjalan sendirian. Mereka siap membantu dari awal proyek hingga akhir klaim — dengan kerendahan hati, kepedulian, dan ketulusan yang membedakan mereka dari broker lain.

    Dan karena L&G berkantor pusat di Bintaro, semua urusan bisa ditangani cepat dan langsung, tanpa birokrasi berlapis.

    Disclaimer:
    Seluruh nama, tokoh, tempat, dan peristiwa dalam artikel ini merupakan rekayasa semata yang dibuat untuk tujuan edukatif. Cerita ini disusun agar masyarakat memahami pentingnya memiliki dan mengelola asuransi dengan benar. Setiap kesamaan dengan kejadian nyata hanyalah kebetulan belaka.

    Source:

    JANGAN BUANG WAKTU ANDA DAN AMANKAN FINANCIAL DAN BISNIS ANDA DENGAN ASURANSI YANG TEPAT.

    HOTLINE L&G 24 JAM: 0811-8507-773 (PANGGILAN – WHATSAPP – SMS)

    Website: lngrisk.co.id

    Email: halo@lngrisk.co.id

    Connect With Us

    Talk to Our Team

    Phone +62 811-8507-773

    Free Chat / Call

    Chat via WhatsApp